Cari di Blog ini


KISAH ORANG – ORANG YANG MEMENDAM KERINDUAN Part 3

Apabila seseorang bermain-main dengan segala sesuatu.
Engkau akan melihat kecintaan pun bermain-main dengan orang itu

Ingin dapat Bidadari atau Bidadara yang sungguh tiada cacat yang ada pada dirinya. Dialah kenikmatan hakiki ditempat yang abadi, diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah yang memiliki keshalihan diri.

Dalam haditsnya Nabiyullah Al-Musthafa saw menggambarkan tentang pesona bidadari didalam syurgawi yang menggairahkan hati, salah satu sabdanya : “Jikalau salah seorang wanita penghuni syurga menampakkan kepada penduduk bumi, sungguh ia akan menyinari antra langit dan bumi,memenuhinya dengan aroma yang harum. Sungguh kerudung salah seorang wanita penghuni syurga lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” ( HR. Bukhari )

Kisah ketiga kita : Saya tidak ingin kembali

Telah berkat Abu Al-Walid bin Hisyam bin yahya Al-kanazi, “ Kami telah menyerang negeri Romawi, dan kami saling bergantian dalam memberikan berbagai perotolongan maupun dalam hal berjaga. Adalah bersama kami seorang laki-laki yang bernama Sa’id bin Al-Harits, yang telah diberikan keringanan hati dalam menjalanakan ibadah. Engkau tak akan melihatnya kecuali ia dalam keadaan berpuasa, atau berdiri menjalankan shalat, atau banyak berdzikir kepada Allah, atau membaca Al-Qur’an. Saya mencelanya karena terlalu besarnya semangatnya ( dalam beribadah ). Saya katakana kepadanya, “ pikirkanlah kebutuhan dirimu” maka ia menjawab, wahai Abu Al-walid, sesungguhnya nafas-nafas itu akan dihitung, dan usia adalah fana ( tidak kekal ), serta hari-hari akan terus berlalu. Dan tidaklah ada yang kita tunggu, kecuali hanyalah kematian…”

Abu Al-walid berkata, “ Pada suatu hari Sa’id Al-harits sedang didalam tenda, dan saya yang bertugas berjaga-jaga. Maka tiba saya mendengar perkataan dari dalam tenda. Saya segera masuk ketenda, dan kulihat Sa’id sedang berbicara tertawa didalam tidurnya !! ia berkata, sedang ia masih dalam keadaan tidur, “ saya tidak ingin kembali, saya tidak ingin kembali.” Kemudian tangan kanannya menjulur panjang seakan-akan ia sedang menerima sesuatu, lalu ia dekapkan ke dadanya dengan penug cinta kasih dan ia pun tertawa. Kemudian ia melompat dari tidurnya dan tubuhnya gemetar, saya segera mendatanginya dan memeluknya kearah dadaku. Ia pun menoleh kekanan dan kekiri sampai ia tenang kembali. Lalu secara spontan ia membaca kalimat “ La ilaaha illallah “, serta memuji kepada Allah.

Saya bertany kepadany, ada apa dengan dirimu, wahai Sa’id ? apa yang telah menimpamu !? saya segera menceritakan kepadanya apa yang telah saya lihat tentang keadaannya sewaktu tidur. Maka ia berkata, “ Wahai Abu Al-Walid, saya memohon kepada Allah agar engkau menyembunyikan kejadian yang menimpaku yang akan saya ceritakan kepadamu sepanjang saya masih hidup. Saya pun berjanji kepadanya bahwa saya tidak akan menceritak perkataannya selama ia masih hidup. Ia berkata untukku, wahai Abu Al-walid, saya telah melihat didalam tidurku seakan-alan hari kiamat telah terjadi saat ini. Dan para hamba telah keluar kubur-kubur mereka, dan pandangan mata mereka sangat tajam. Kemudian saya didatangi oleh dua orang yang saya sama sekali belum pernah melihat orang seperti keduanya dal hal ketampanan dan kesempurnaannya. Kedua orang itu berkata kepadaku, wahai Sa’id Al-harits, berita gembira… berita gembira. Sungguh Allah telah mengampuni dosamu, menghargai usahamu dan menerima amal ibadahmu. Pergilah bersama kami sampai diperlihatkan kepadamu apa yang telah disiapkan Allah bagimu dari berbagai kenikmatan yang abadi dan keridhaan yang agung.”

Sa’id berkata, maka saya pergi bersama keduanya dengan kecepatan laksana kilat yang sangat cepat. Sampai tibalah kami disebuah istana yang besar, yang mata tak mampu memandang permulaannya, akhirnya dan tingginya, seakan-alan ia laksana cahaya yang bersinar terang. Maka terbukalah pintu istana itu untuk kami. Didalamnya terdapat para bidadari yang cantik jelita, yang tak ada seorang pun mampu melukiskan kecantikannya. Para bidadari itu berkata, inilah wali Allah . telah dating kekasih Allah. Selamat dating wahai wali Allah !!” sa’id berkata, kami sangat senang sampai kami berhenti disebuah tempat yang memiliki banyak rumuha yang terbuat dari emas, yang diberi mahkota dengan mutiara-mutiara. Disetiap tempat tidur terdapat para pelayan wanita yang sangat cantik yang saya tak mampu melukiskan kecantikannya. Ditengah-tengah para pelayan itu terdapat bidadari yang dimuliakan atas mereka, yang pandangan seakan dibuat bingung akan kecantikannya. Maka melompatlah para pelayan itu disekitarku dengan segala bentuk penyambutan dan penghormatan, sebagaimana yang dilakukan oleh keluarga orang yang bepergian terhadap orang yang pergi jika ia telah kembali kepada mereka. Para pelayan itu meraihku dan mendudukkanku disamping para bidadari itu, sambil berkata, inilah dia istrimu, dan bagimu yang seperti dia yang bersamanya !! sa’id berkata, maka saya berkata kepadanya, dimanakah saya ? ia menjawab, didalam syurga Ma’wa, saya berkata, siapakah engkau ?, ia menjawab saya adalah istrimu yang abadi, saya berkata, dimanakah istriku yang lain, ia menjawab, didalam istanamu yang lain, saya berkata, sesungguhnya saya akan tinggal disisimu pada malam ini. Kemudian saya akan berpindah kepada istri-istri saya yang lain esok, saya pun mengulurkan tanganku kearahya, dan saya merengkuh kearah dadaku dengan penuh kasih. Bidadari itu berkata, adapun hari ini janganlah (berbuat apa-apa), sesungguhnya engkau harus kembali kedunia, saya berkata, ‘saya tidak ingin kembali, saya tidak ingin kembali. Maka ia berkata, harus. Engkau akan tinggal tiga hari disana, kemudian engkau akan berbuka puasa disisi kami pada hari yang ketiga, insya Allah…’

Kemudian bidadari itu bangun dan meninggalkanku. Maka saya pun sgera bangun karena ia bangun dengan tergopoh-gopoh dan terengah-engah !1. berkata Abu Al-walid melanjutkan kisahnya, “dan datanglah hari pertama setelah mimpi ini. Maka bangunlah Sa’id bin Al-harits, lalu ia mandi dan memakai wangi-wangian. Pagi itu ia berpuasa, kemudian berperang dengan musuh sampai malam. Orang-orang kagum terhadap cara ia memotivasi dirinya didalam peperangan. Pada hari yang kedua ia melakukan tindakan seperti kemarin. Sampai datanglah hari ketiga, ia bangun kemudian mandi dan memakai wangi-wangian. Ia berpuasa pagi itu, lalu mulai berperang, seakan –akan ia menjadi laki-laki yang paling pemberani. Sampai ketika matahari hampir tenggelam, salah seorang dari musuh-musuhnya melepaskan panah kearah dadanya. Ia pun jatuh tersungkur ke arah wajahnya.”

Berkata AbuAl-walid, saya segera bergegas ke arahnya. Saya mencucurkan air mata menangisinya, dan saya berkata, wahai Sa’id, selamat bagimu terhadap apa yang engkau akan berbuka atasnya malam ini !! seandainya saya bersamamu. Abu Al-walid melanjutkan kisahnya, Sa’id memberikan isyarat kearahku dengan pandangannya. Ia terlihat merendahkan bibir bawahnya dan tertawa. Hal itu mengingatkan saya tentang apa yang telah dijanjikan bidadari itu kepadanya dari sesuatu yang tersembunyi. Kemudian ia melihat ke arah langit, dan tersenyum, lalu ia berkata, Segala puji bagi Allah yang memberikan kebenaran janji-Nya kepada kita.”

Demi Allah, ia tiada berkata-kata dengan kalimat selain itu sampai ia meninggal
Ruh kekasihnya memanggilnya untuk bersenang- senang
Maka ia berusaha kearahnya menaatinya dan menyambutnya
Wahai orang yang menyombongkan diri kepadaku, ia telah meluruskan kecintaan
Beginilah perbuatan seorang kekasih jika kekasihnya memanggilnya

Komentar :

ada 0 komentar ke “KISAH ORANG – ORANG YANG MEMENDAM KERINDUAN Part 3”

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog ini, teman-teman bisa meninggalkan komentarnya disini. Komentar yang mengandung spam dan tidak baik otomatis akan dihapus.