Cari di Blog ini


Berbagi Kesedihan Dengan Allah

Berbagi Kesedihan Dengan Allah

Kesulitan Pasti Menghampiri
Kematian Abu Thalib dan Khadijah di tahun 10 kenabian meninggalkan duka yang mendalam bagi Rasul. Bagaimana tidak, keduanya telah membantu Rasulullah SAW dalam mengemban risalah-Nya. Abu Thalib dengan jabatan dan kekuasaanya melindungi dakwah Rasul dari ancaman orang-orang kafir Quraisy. Sedangkan Khadijah adalah srikandi yang tak lelah mengorbankan jiwa, raga, dan hartanya selama mendampingi perjuangan Rasul. Tak pelak, Rasul bersedih atas kematian dua orang yang dicintainya tersebut.
Itulah sepenggal kisah hidup manusia pilihan Allah. Kepadanya Allah menurunkan risalah. Dipundaknya, Allah membebankan kepercayaan, dan kepadanya pula Allah menjaminkan surga. Semua kemuliaan tersebut tidak menjadikan Rasulullah SAW hanya ditakdirkan untuk hidup senang. Allah tetap memberikan kesulitan, kesusahan dan kedukaan yang membuatnya sedih tidak terkira.
Kesulitan-kesulitan lainnya telah dialami pula oleh orang-orang sebelumnya. Lihatlah bagaimana dukanya ketika Nabi Yusuf diceburkan dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Ada juga nabi Musa yang dihanyutkan ke sungai.
Segala kesulitan kesusahan ataupun kesedihan merupakan bagian dari ujian dan cobaan. Sudah ketentuan Allah bila hidup ini diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan. Allah menciptakan kaya, maka ia juga menciptakan miskin. Allah memberikan sehat, maka ia pun mentakdirkan sakit. Allah senantiasa mengubah-ubah kondisi, membolak-balikannya dari satu keadaan ke keadaan lainnya tiada henti sampai ajal tiba. Sudah sunnatullah segala sesuatu tidak tetap dalam keadaan, sesuai dengan firmannya: “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); Dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang- orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada” (Qs. Ali Imran: 140)
Ketetapan Allah ini berlaku bagi umat-umat terdahulu, sekarang dan yang akan datang. Manusia diciptakan oleh Allah sekaligus dengan perasaan yang bisa mendeteksi perubahan keadaan sekelilingnya. Sangat manusiawi bila manusia bersedih atas suatu keadaan yang menimpanya. Wajar saja bila hari ini seseorang senang namun besok menangis sedih. Tengoklah di sudut jalan, pasti ada batin yang merintih, lisan yang mengeluh atau air mata yang bersimbah. Bahkan ada mulut yang mencaci kasar dan marah. Semua itu adalah reaksi dari keadaan yang tidak nyaman.
Oleh : Aira Kusuma
Anisa Kuffa
Ayu Amanulita
Deasy Lyna Tsuraya
Kely Mulyati
Ummu Hanifah

Download selengkapnya DISINI

Komentar :

ada 0 komentar ke “Berbagi Kesedihan Dengan Allah”

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog ini, teman-teman bisa meninggalkan komentarnya disini. Komentar yang mengandung spam dan tidak baik otomatis akan dihapus.