Cari di Blog ini


TTM (Ta’aruf Tapi Mesra)

“Assalamu’alaikum
Pakabar ukhti ? semoga sehat yaa...
Jangan lupa makan ya... biar nggak sakit
Ana nggak mau kalau nanti jadi istri ana
ukhti kena sakit atau kurus”
...SMS Dikirim...

...SMS Diterima...
“Wa’alaikumsalam, Alhamdulillah baik akhi
ya akh, insya allah ana nggak lupa makan koq
masih ta’aruf aja dah diperhatiin kyk gini, gmna
nanti jadi istri pasti jadi wanita pling bahagia”

WOW, PEDE aja gitu, SMS-an dengan kata-kata yang mesra yang bergejolak-gejolak bawa kata-kata islami untuk menghalalkan ragam kemesraan. Tak mudah memang menutup rasa yang seharusnya tak terungkapkan begitu saja, tak diumbar begitu mudah. Seperti cinta yang tak ada harganya, layaknya para pemuja cinta yang sudah kehilangan kendali bahkan telah hilang dalam mengenali bagaimana rasanya cinta.

Para pejuang cinta yang tak mengenal cinta karena terlalu sering mengumbar cinta, bahkan agar terkesan islami untuk menutupi keinginan “pacaran” banyak yang menggunakan kata ta’aruf dan mereka salah mengartikannya. Namun sayangnya didalamnya tak jauh beda dengan kemaksiatan yang sudah terencana. (wuih, dah kayak kejahatan aja yang direncanain)


Seakan-akan ta’aruf adalah penghalalan sebuah hubungan lawan jenis, bisa mesra-mesraan, bisa sayang-sayang. Karena ada beberapa teman saya yang mengalami hal seperti ini bahkan mereka sebenarnya belum ta’aruf, disini saya membahas ta’aruf dalam proses tahap menuju pernikahan.

Potret remaja masa kini, dilarang pacaran larinya ke ta’aruf, tapi setelah ta’aruf sama saja seperti pacaran. Lantas apa yang mau di syar’i kan, kalau kelakuannya sama saja. Tidak mengenal batasan dalam berbicara meski dengan dalih ta’aruf. Padahal tujuan utama sebuah pernikahan adalah menggapai keberkahan dan ridha-Nya. Bagaimana kita mau menggapai sebuah pernikahan yang barakah dan diridhai-Nya, kalau dalam proses menuju pernikahan kita melakukan hal seharusnya tidak kita lakukan atau yang melanggar syar’i.

Ta’aruf bukanlah pacaran yang dengannya kita jadi boleh bermesraan, bahkan setelah khitbah pun yang sudah mendekati fase pernikahan pun masih tidak diperbolehkan bermesra-mesraan lewat media manapun, apalagi baru sebatas ta’aruf. Padahal islam sudah mengaturnya, bahwa ketika proses ta’aruf berjalan pun kita tetap harus didampingi baik itu oleh mahram kita atau ustadz atau ustadzah kita yang sebagai perantara kita.

Sebenarnya apa sih ta’aruf itu, disini saya akan coba membahasnya agar kita tidak salah dalam mengartikannya. Kata ta’aruf berasal dari bahasa arab, asal mula dari kata ya’rifu yang artinya perkenalan. Secara umum, kata ta’aruf digunakan apabila kita bertemu dengan seorang teman dan ingin menjalin hubungan lebih dekat. Tidak terkotak (terfokus) hanya pada lawan jenis dan pada saat menjalin hubungan ke jenjang pernikahan saja. Ta’ruf bisa digunakan semua orang dan semua aktifitas.

Namun kenyataannya, sekarang ini ada beberapa yang salah mengartikan makna ta’aruf itu, seperti yang sudah saya bahas diatas tadi, mereka menggunakan kata ta’aruf, (maaf) untuk menutupi hal yang menurut mereka baik, namun sebenarnya itu adalah maksiat. Semoga catatan yang saya rangkum dari beberapa artikel ini menjadi tambahan ilmu, baik untuk saya pribadi maupun teman-teman yang membacanya. Semoga Allah swt menjaga kita semua dari segala bentuk kemaksiatan. Amin

Wallahu a’lam

Komentar :

ada 0 komentar ke “TTM (Ta’aruf Tapi Mesra)”

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog ini, teman-teman bisa meninggalkan komentarnya disini. Komentar yang mengandung spam dan tidak baik otomatis akan dihapus.