Cari di Blog ini


NIkah ????

“Barangsiapa yang telah dimudahkan menikah tetapi ia tidak menikah, maka ia bukanlah umatku”
(HR. Ath-Thabrani)

Dari satu jiwa
Manusia tercipta berpasangan
Untuk mengetahui perbedaan, kelebihan dan kekurangan
Untuk menghamba kepada-Nya dengan penuh ketulusan
Hidup di bumi-Nya, dalam damai dan cinta
Berjuang di gelombang penderitaan
Membangun harkat merajut kebersamaan
Mempersiapkan generasi terbaik di masa depan
Adaptasi puitis dari Ayat An-Nikah dalam Al-Qur’an oleh Abu Ahmad Wajih fiddarain

Nikah ??? siapa sih yang gak mau… ya kan? Yang tadinya sendiri ada istri/suami yang nemenin, yang tadi curhat sama buku diary bisa curhat sama istri/suami, bercanda-canda, dll. Hanya saja problematika remaja zaman sekarang nih… terkadang bikin kita semua heran, kenapa ? mereka lebih seneng pacaran ketimbang menyegerakan nikah atau bahkan mereka HTS-san alias Hubungan Tanpa Status padahal mereka sudah siap untuk nikah. Allah swt dah ngasih larangan ke kita “Janganlah kamu mendekati zinah” deketin aja gak boleh apalagi melakukannya. Nah loh… kalo udah kayak gitu gimana donk ?. seperti bunyi hadits diatas “Barangsiapa yang telah dimudahkan menikah tetapi ia tidak menikah, maka ia bukanlah umatku” (HR. Ath-thabrani)”. Siap-siap aja deh kalo misal ga mau nikah, gak bakal di akuin sama nabi jadi umatnya, mau gak kalo sampai gak di akuin sama nabi ?? tentu gak mau donk !!!
Kalo dah kayak gitu solusinya bagaimana ?. (Eeeiitttt…. Tunggu dulu sabar bro)
Banyak problem ketika mereka sudah siap nikah diantaranya ada yang bilang belum siap dalam hal harta atau materi, ada yang masih kuliah, ada yang belum boleh sama ortu, dll. Tentunya problem-problem kayak gini saya yakin temen-temen pasti sering denger bahkan mungkin juga pernah mengalaminya. Sekarang kita sedikit bahas dulu problem-problem diatas dan solusinya.
1. Belum siap dalam hal harta atau materi
Biasanya problem yang satu ini dialami sama si cowok alias pria. Mereka beranggapan kalo nikah itu harus punya jabatan yang nyaman, yang masih karyawan kontrak nunggu jadi karyawan tetap dulu (hehehe…. Ya ga hayo ngaku ???), kudu punya rumah yang nyaman, kendaraan yang mewah. Sehingga kalo salah satunya belum ada mereka belum berani melangkah untuk nikah. Tapi terkadang aneh juga, ketika belum punya pekerjaan ada tawaran menikah di tolak mentah-mentah. Eh… ketika udah punya pekerjaan masih ragu, nih gaji cukup ga ya buat nafkahin keluarga gua nanti. Padahal menikah ga harus punya diatas terlebih dahulu. Kalo belum punya rumah sendiri bisa ngontrak, belum punya kendaraan bisa naik angkot atau naik sepeda berdua kan lebih romantis tuh…
Secara logika alasan ekonomi mungkin masih bisa di nalar, tapi ada yang perlu kita catat bersama bahwa masih ada kekuasan Allah swt. Yang terpenting kita ada motivasi untuk ikhtiar kearah sana. Meskipun penghasilan kita kecil Allah bakal mencukupkan kalo kita sering bersyukur. Allah swt berfirman :
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurni-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui (An-Nur : 32)”

2. Masih kuliah
Mereka takut kalo nikah sambil kuliah hawatir kuliah mereka bakal berantakan, jadi mahasiswa/i DO, prestasi belajar takut menurun, dll. Karena harus mengurusi suami/istri dan anak-anak. Ketakutan ini dialami banyak orang, tidak sedikit memang mereka yang nikah sambil kuliah, kuliahnya berantakan. Tapi tidak sedikit juga yang mereka nikah sambil kuliah mereka juga sukses di rumah tangga dan kuliahnya.
Alasan kayak gini aneh juga sebenarnya. Karena mereka yang masih sendiri ada yang kuliahnya berantakan, nilai gak naik-naik, bahkan DO dari kampusnya. Nah, sebenarnya hal semacam ini tergantung dari kita pribadi bagaimana kita mengatur waktu.
Ada teman saya, dia nikah sambil kuliah. Dia nikah umur 21 tahun dan sekarang mereka sudah dikaruniakan anak. Tapi kuliahnya dia lancar, kerjaan pun lancar. Bayangkan mereka masih sangat muda tapi mereka sudah berpikir kedepan. Nah bagaimana dengan kita ???
Kita juga sering menemukan orang yang study oriented banget. Masa hidupnya dihabiskan untuk belajar. Setelah S-1 lanjut ke S-2 terus lanjut lagi sampai S-3. Ketika semuanya sudah selesai mereka baru sadar kalo usia mereka sudah gak muda lagi. Saya pernah bertanya dengan seorang teman, kapan nikah ? dia menjawab nanti setelah S-2 selesai. Seakan-akan dia yakin kalo umurnya bakal panjang, nah kita gak tahu umur kita sampai kapan.

3. Belum boleh sama ortu
Orangtua sebagai pihak yang merasa telah membesarkan kita seringkali turut campur dalam urusan ini. Mereka member target-target khusus bagi kita. Nunggu kuliah selesai dahulu, masih terlalu muda, bantu ortu dulu dan macam-macam alasannya. Alasan seperti sering membuat pemuda pemudi kita berpikir panjang tentang pernikahannya. Secara umum ortu ingin kita bahagia, oleh karena itu bila kita sebagai anak mampu meyakinkan ortu tentang kehidupan rumah tangga kita nanti. Insya Allah semuanya akan baik-baik saja dan kita bisa segera melamar pujaan hati kita.
Berharaplah Allah meluluhkan hati keduanya, berharaplah izin dan restu dari ortu kita, karena izin mereka sangatlah penting bagi pernikahan kita. Larangan ortu bukanlah harga mati, kita bisa coba diskusi dengan mereka, cari waktu yang tepat. Tentunya dengan cara baik. Karena sekeras apapun hati ortu pasti bakal luluh juga.

Kita sudah sedikit ngebahas problem-problem diatas. Kalo misal kita sudah siap semuanya, segerakanlah nikah tapi ada yang perlu dicatat, kita juga kudu nyari ilmu dulu. Jangan sampai ketika sudah menikah, bukannya menjadi keluarga yang samara (sakinah mawaddah wa rahmah) malah jadi keluarga yang berantakan. Tentunya hal itu kita semua gak mau kan…? Nah karena itu kita kudu siapkan ilmu dari sekarang.
Kalo yang belum siap gimana? Rasulullah dah ngasih solusiny nih…
“Wahai sekalian pemuda! Barangsiapa di antara kalian yang sudah mempunyai kemampuan, hendaklah dia menikah. Sebab, nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa belum mampu menikah, hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah penahan (peredam syahwat).” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ad-Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi)

Download Mp3 : INDAHNYA PERNIKAHAN DINI – M. FAUZHIL ADHIM
Oleh : Ulul Azmi

Komentar :

ada 0 komentar ke “NIkah ????”

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog ini, teman-teman bisa meninggalkan komentarnya disini. Komentar yang mengandung spam dan tidak baik otomatis akan dihapus.