Cari di Blog ini


Ngaku Nggak Pacaran, Tapi.....

Ketika seruan dakwah tengah marak kebangkitannya di era 80-an, legalisasi pacaran yang banyak melanda kaum muda, sedikit demi sedikit terhapus. Jilbab menjadi pakaian yang mulai diterima masyarakat secara terbuka dan pernikahan dini tak lagi dianggap tabu. Tahun demi tahun yang berlalu menunjukkan geliat dakwah yang semakin terbuka dan meluas. Area pendidikan, sosial, budaya, ekonomi hingga politik tak lepas dari sentuhan dakwah. SDIT bermunculan, nasyid didendangkan.Bank syari’ah meraup sukses dan asas islam kembali diusung banyak lembaga termasuk partai politik. Namun, bagaimana dengan para kader dakwahnya?

Anak-anak yang lahir sebagai generasi penerus aktivis dakwah tumbuh semakin elok, juga cerdas. Tubuh mereka sehat dan bugar dalam kecukupan gizi dan fasilitas olahraga. Sementara intelektualitas mereka terasah dalam beragam sekolah unggulan dan kajian pekanan yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan. Hanya satu yang agaknya kurang diperhatikan, sosial implementasi nilai dan kontroling pada perkembangan keadaan, khususnya soal bagaimana mereka menata pergaulan dengan lawan jenisnya.

Hubungan tanpa status adalah fenomena pergaulan baru yang mewabah hingga menyentuh anak-anak mudah kader dakwah. Mengaku tidak pacaran, tetapi kerap berdekatan. Secara fisik, juga emosi. Dalam rapat organisasi, dalam kegiatan kuliah, hingga aktivitas-aktivitas berlabel dakwah itu sendiri.

Jalannya ? ya macam-macam. Pertemuan-pertemuan ‘tak’ disengaja, keperluan-keperluan yang terencana, telepon, sms, email hingga chating untuk bermacam urusan mulai dari yang penting hingga mengarah pada curhat soal pribadi. Makanya mesti tanpa ikrar maupun janji yang pasti, bisa dikatakan setiap orang tahu, siapa ‘punya’ siapa, siapa ‘ngetek’ siapa.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Ngaku Nggak Pacaran, Tapi.....”

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog ini, teman-teman bisa meninggalkan komentarnya disini. Komentar yang mengandung spam dan tidak baik otomatis akan dihapus.