Cari di Blog ini


KISAH ORANG – ORANG YANG MEMENDAM KERINDUAN Part 1

Apabila seseorang bermain-main dengan segala sesuatu.
Engkau akan melihat kecintaan pun bermain-main dengan orang itu


Ingin dapat Bidadari atau Bidadara yang sungguh tiada cacat yang ada pada dirinya. Dialah kenikmatan hakiki ditempat yang abadi, diperuntukkan bagi hamba-hamba Allah yang memiliki keshalihan diri.

Allah SWT berfirman : “ dan ( didalam syurga itu ) ada bidadari-bidadari yang bermata jelita, laksana mutiara yang tersimpan baik.“ ( Al-Waqi’ah [ 56 ] : 22-23 )

Kisah kedua kita : Diterimanya mahar dan diadakanlah pesta pernikahan
Diriwayatkan bahwasanya dibashrah terdapat para wanita ahli ibadah, dan diantara mereka adalah seorang wanita yang bernama Ummu Ibrahim Al-Hasyimiyyah. Pada suatu saat musuh menyerang salah satu benteng pertahanan kaum muslimin, maka manusia bersegera untuk melakukan jihad.Berdirilah Abdul Wahid bin Zaid Al-Bashri berceramah dihadapan orang banyak, menganjurkan mereka untuk berjihad, dan memberikan semangat kepada mereka untuk melakukannya.

Ummu Ibrahim hadir dipertemuan Abdul Wahid bin Zaid Al-bashri. Dan Abdul Wahid secara terus menerus menyampaikan ceramahnya, kemudian menggambarkan syurga dan para penghuninya dari bidadari yang bermata jelita, dan apa-apa yang telah dijelaskan tentang keberadaan para bidadar. Ia pun kemudian membaca syair tentang sifat bidadari :

Gadis lembut yang genit dan suka bercanda
Seorang yang berwatak baik mensifati dirinya tanpa perlu persiapan
Allah telah menghiasinya dengan wajah yag menyatu
Didalamnya dilukiskan sifat-sifat kecantika yang khas
Dan mata yang celaknya ungkapan dari sifat genitnya
Dan pipi yang kulitnya terdapat keringat yang menetes
Sebuah kehalusan yang mengalir di atas permukaan mukanya
Sebuah kerajaan yang nyaman dan karunia yang menggembirakan

Orang-orang yang hadir mendengarkan bait-bait syair ini, dan Abdul Wahid benar-benar menjadikan mereka rindu kepada bidadari yang bermata jelita. Makagaduhlh pertemuan itu, dan melompatlah Ummu Ibrahimdari tengah-tengah kerumunan yang orang banyak. Ia berkata kepada Abdul wahid, “ wahai Abu ‘Ubaid, bukankah engkau tahu anakku ibrahim. Para pemuka penduduk Bashrah telah melamarnya untuk puteri-puteri mereka, namun saya mengahalanginya (untuk menerima) mereka. Sungguh demi Allah pelayan wanita (yang engkau ceritakan )ini telah membuatku takjub, dan saya meridhainya untuk menikah dengan anakku.”

Abdul wahid terus mengulang-ulang apa yang disebutkannya tentang keelokkan dan kecantikan sang bidadari. Kemudian ia memberikan sebuah gambaran yang baru, ia mengobarkan semangat orang banyak, dan menjadikan mereka rindu dengan kerinduan yang hebat. Maka melompatlah Ummu Ibrahim dan berkata, “ Wahai Abu ‘Ubaid, sungguh demi Allah pelayan wanita yang engkau ceritakan ini telah membuatku takjub, dan saya meridhainya untuk menikah dengan anakku. Apakah engkau bersedia menikahkan anakku dengannya. Engkau mengambil mahar dariku untuk sepuluh ribu dinar. Ia akan berangkat bersamamu dalam peperangan ini, dan semoga Allah mengaruniakan kesyahidan kepadanya. Hal itu akan menjadi penolong bagiku dan bagi ayahnya di hari kiamat nanti ?!

Berkatalah Abdul wahid, “jika negkau benar2 melakukannya, sungguh engkau, anakmu, dan ayah anakmu akan beruntung dengan keberuntungan yang agung. “maka berdirilah Ummu Ibrahim dan memanggil anaknya,”wahai ibrahim.”. ibrahim muncul dari tengah2 kerumunan manusia, dan berkata kepada ibunya, “Saya menyambut seruanmu wahai ibu!” ibunya berkata,”Wahai anakku saya merelakan pelayan ini menjadi istrimu, jiwamu akan berkurban dijalan Allah dan akan meninggalkan segala dosa” . pemuda itu berkata, “ya, demi Allah wahai ibu, saya rela dengan kerelaan yang tulus.” Sang ibu pun kemudian berdo’a, “Ya Allah, sesungguhnya saya bersaksi atas-Mu bahwa saya telah menikahkan anakku dengan pelayan ini dengan mengorbankan jiwanya dijalan-Mu dan meninggalkan segala dosa. Maka terimalah ini sebagai amalanku wahai Yang Maha Kasih dari para pengasih.

Kemudian Ummu Ibrahim pergi, dan kembali dengan membawa sepuluh ribu dinar. Ia berkata, “Wahai Abu ‘Ubaid, inilah mahar untuk pelayan itu, yang dipersembahkan oleh anakku, maka persiapkanlah untuknya peperangan dijalan Allah.” Ummu Ibrahim kembali pergi, dan membelikan untuknya seekor kuda yang baik dan berbagai alat persenjataan. Saat Abdul Wahid berangkat, Ibrahim ikut bersamanya, dan para ahli qiraah membaca firman Allah ;
“ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka” ( At-Taubah [ 9 ] : 111 )

kemudian Ummu Ibrahim berhenti dihadapan anaknya sebagai sebuah pertemuan perepisahan yang terakhir. Ia memberikan kain kafan dan bahan pengawet mayat. Sang ibu berkata, “wahai anakku, apabila engkau hendak berhadapan dengan musuh, kafanilah dirimu dengan kain kafan ini, dan pakailah pengawet ini. Allah hanya akan melihat mu sebagai orang yang gugur dijalan-Nya.”Lalu sang ibu merengkuh anaknya didadanya, dan mencium keningnya, seraya berkata,”Wahai anakku, Allah tidak akan mengumpulkan antara diriku dan dirimu kecuali mendekati terjadinya hari kiamat nanti.”berkatalah abdul wahid, “ manakala kami sampai dinegeri musuh, orang-orang telah bersiap untuk perang, dan ibrahim bersiap siaga dibarisan terdepan. Ia berperang dengan peperangan yang dahsyat. Ia mampu membunuh musuh dalam jumlah yang banyak. Maka para musuh itu berkumpul mengepungnya dan mereka berhasil membunuhnya.”

Ketika hendak pulang ke Bashrah, saya berkata kepada teman-temanku, “ janganlah kalian beritahu Ummu Ibrahim hingga saya sendiri yang memberitahunya. Maka saya akan menyampaikan padanya sebuah bingkisan yang indah, agar ia tidak bersedih hati yang hal itu dapat menyebabkan pahalanya hilang. “ Abdul wahid berkata, “ Ketika kami telah sampai diBashrah, orang-orang keluar untuk menemui kami, dan ikut keluarlah Ummu ibrahim. Saat melihatku, dia langsung berkata, “Wahai Abu ‘Ubaid, selamat, ataukah ditolak atasku dab saya diberi ucapan bela sungkawa ?!” maka saya ( Abdul Wahid ) berkata, “Sungguh, demi Allah, telah diterima persembahanmu, dan sesungguhnya Ibrahim hidupa bersama pra Syuhada, Insya Allah, sang ibu pun segera bersujud kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur, kemudian berkata, segala Puji bagi Allah yang tidak mengecewakan persangkaanku dan menerima persembahan dariku.” Kemudian ia bergegas pergi.

Maka esok harinya saat Ummu Ibrahim pergi ke masjid, ia berkata, “ Assalamu’alaika, wahai Abu ‘Ubaid ! kabar gembira bagimu, kabar gembira bagimu ! saya berkata kepadanya, engkau tidak akan pernah selesai dari kebaikan yang senantiasa menggembirakanmu.” Ummu ibrahim berada dalam taman yang sangat indah. Diatasnya ada kubah yang berwarna hijau. Ia berada diatas tempat tidur yang terbuat dari mutiara, dan diatas kepalanya terdapat mahkota dan rangkaian bunga yang melingkari kepalanya. Ia berkata kepadaku, ‘Wahai ibu, ada berita gembira dariku. Sungguh telah diterima mahar dan telah diadakan pesta pernikahan.’

Aku tidaklah iri dengan orang-orang yang suka berbuat sekehendak hatinya
Dan bermewah-mewah, sungguh mereka telah pergi
Didalam kesungguhan terdapat karunia, dan
Iringan-iringan (orang lain ), serta istana-istana tujuan
Ujian bagiku adalah aku tidak melihat kedalam lembaranku
Amalan yang aku persembahkan kepada-Nya sebagai pemberian bagi bidadari

Saudaraku, inilah dia seorang ibu yang telah mempersembahkan anaknya sebagai mahar bagi bidadari. Dan inilah seorang pemuda yang telah mempersembahkan jiwanya sebagai mas kawin untuk bidadari !

Komentar :

ada 0 komentar ke “KISAH ORANG – ORANG YANG MEMENDAM KERINDUAN Part 1”

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung di blog ini, teman-teman bisa meninggalkan komentarnya disini. Komentar yang mengandung spam dan tidak baik otomatis akan dihapus.